SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Senin, 29 Juni 2015

Sarana Penunjang Usaha Pertambakan

produk pakan dan peralatan tambak yang digunakan

A. Konstruksi Tambak

1. Pematang Utama
Penampang melintang pematang umumnya berbentuk trapesium. Lebar bagian atasnya antara 1.5-3 meter, sedangkan pematang utama yang juga dapat dipakai sebagai jalan kendaraaan bermotor dapat mencapai 4 meter. Lebar dasar pematang utama antara 3-6 meter dengan tinggi sekitar 1-2 meter atau disesuaikan dengan tinggi air pada waktu pasang. Untuk jenis tanah baru, pematang dibuat dengan kelebihan 30%, agar nanti setelah tanah itu susut pematang tetap setinggi yang dikehendaki. Kemiringan pematang yaitu perbandingan tinggi dan dasar pematang umumnya adalah 1 : 1,5. Apabila kekuatan pematang masih kurang meyakinkan dapat dibantu dengan turap bambu yang dianyam dan disusul dengan pohon bakau. Akar pohon bakau yang ditanam dapat berfungsi sebagai pengganti turap.

2. Tambak
Kegiatan penerapan teknologi budidaya/pembesaran ikan, udang dan komoditas lain tersedia petakan tambak dengan rincian : tandon (8,18 Ha), tambak produksi (25,14 Ha), saluran (1,64 Ha),  jalan (5,55 Ha),  pematang/talud (9,49 Ha) dan tambak non produktif (9,82 Ha), sedangkan sarana penunjang operasional tambak berupa pompa air (33 unit ) kincir ganda (46 unit), kincir ganda (36 unit), pompa diesel (20 unit ). Kincir Tambak

3. Jaringan Air Tawar dan Air Laut
Air tawar dan air laut merupakan kebutuhan utama dalam kegiatan perbenihan dan pembesaran.  Jaringan air laut digunakan untuk mensuplai kebutuhan di perbenihan sepanjang 2.500 m yang dilengkapi dengan tandon, tower serta jaringan aerasi.

B. Kegiatan Pembesaran

1.Pemupukan dan pengapuran dasar tambak alat ukur untuk tambak
Pemupukan dasar tambak agar mampu menghasilkan kolam bandeng seperti yang diharapkan dalam waktu yang relatif lama menghindari penggunaan pupuk buatan / organik, Penggunaan pupuk anorganik hanya bisa berlangsung dalam waktu singkat dan karena itu menggunakan pupuk organik sebagai berikut:
Kompos / pupuk kandang berasal dari dosis 1-3 ton / ha, jumlah kapur 1-2 ton / ha kapur disesuaikan dengan pH tanah.
Siram / ​​organik semprot pupuk cair 4 liter / ha dan selanjutnya pemupukan dilakukan setiap 2 minggu sampai panen.
Setelah pemupukan dasar tambak dilakukan, pengisian air secara bertahap (30%) sampai tiga kali tingkat dari 50 cm. Setelah itu air di biarkan selama 2 minggu.
Pada saat air pasang naik masuk cukup tinggi ke kolam air melalui filter pada asupan air (inlet).
Ketinggian air kolam dipelataran sekitar 10 cm. Lalu pintu tertutup dan asupan air dalam air kolam dibiarkan selama tiga hari, dengan tujuan untuk memperbaiki struktur tanah berada dalam kondisi yang baik untuk pertumbuhan makanan alami.
Pada saat asupan berikutnya penggunaan air yang terbuat dari saponin (biji teh) untuk pemberantasan hama yang ada di kolam dan merangsang pertumbuhan fitoplankton.
Setelah diberi saponin, kolam dibiarkan sampai 5-7 hari. Setelah diyakini bahwa berbagai hama di kolam telah mati, pengisian air kembali dilakukan. Pada tahap ini air level 10 cm dipelataran cukup dan dibiarkan selama 3 hari untuk melakukan pemupukan dasar.
Kemudian setelah itu, penambahan air di dalam kolam dilakukan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan pakan alami (klekap). Pada ketinggian 40 cm air dari air kolam tambak halaman dipertahankan dalam persiapan untuk penebaran ikan.
Ukuran dari 10 cm dengan padat tebar 50 ekor / meter dengan cara kemasan plastik pertama kali masuk ke dalam kolam berisi ikan 1-2 jam hingga suhu air di kolam dan air dalam kemasan yang sama atau tepat untuk menghindari stres ikan.

2. Pemberantasan Hama
Meskipun sudah dilakukan pengeringan tambak, terkadang hama tambak masih banyak yang hidup, baik yang masih dalam stadia telur ataupun dalam stadia larva. Untuk menghilangkan hama yang masih hidup tersebut, harus dilakukan pemberantasan hama (kompetitor dan predator) dengan bahan beracun (pestisida).
Jenis hama di tambak terdiri dari tiga kelompok, yaitu predator, kompetitor dan perusak. Ikan bulan-bulan (Megalops cyprinoides), bandeng laki-laki (Etops hawainertsis), ular air (Cerberus ryrzcrops) dan burung merupakan contoh beberapa jenis predator; sebagai kompetitor antara lain ikan mujair (Tilapia mossamica), belanak (Mugil cephalus) dan tritip; sedangkan kepiting merupakan organisme perusak habitat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar